



[Persembahan untuk Gangga Genetika] oleh Andrey Hong (26/09/19) Kisahnya asli! Bukan di layar kaca, di novel romansa, bukan di Drakor, pun di gala sinetron. Dinda itu tegar. Senyumnya sumringah, bak mekarnya mawar. Mentalnya kokoh bak kuatnya gading, semangatnya jua tiada banding. Penyakitnya jahat, unggulkan Jengis Khan! Virusnya kejam, tak berperasaan! Kanker Tsang Tirani tumor yang berkoloni, Kontan hastanya terasa kaku. Dinda terkejut... diam terpaku dan membeku. Tidak percaya, namun apalah daya. Itulah Vonis pekerja medis. Meski, Oh Sakratul... Kau gerogoti Dinda. Walau, Duhai si Maut... Si Pemangkas Usia! Asanya seluas Laut, pantang surut. Dia dalang inspirasi; bikin sanubari masygul. kiranya aspirasi kami terkabul! Satu yang dipinta, moga perihnya sirna. Pulihlah seperti ...
Kugenggam keheningan dalam balutan dingin Bukit-bukit berdiri tegak menatapmu penuh harap Aku hanya diam menyapamu dibalik bukit dan keheningan Aku akan kembali menjumpamu dalam gelak tawa ria Tangerang, 18 Juli 2019 Valery Kopong
Aku tak pernah meminta untuk dilahirkan sebagai orang berkulit hitam Aku tak pernah meminta agar dilahirkan sebagai orang yang berambut lurus ADA-ku karena terberi Eksistensiku karena kuasa Tuhan Bersama langit yang mendung aku menggugat Tuhan Mengapa Tuhan memberikan aku kulit hitam? Bolehkah aku meminta agar kulitku diganti menjadi putih agar aku boleh hidup membaur dengan mereka? Bangsa kami sedang dilanda rasisme Membawa kami tenggelam pada telaga egoisme Aku yang hitam Mereka yang ...